Membeli Domain
Sumber: unsplash.com/@belart84

Domain merupakan identitas yang berkaitan dengan website atau blog kita. Domain berfungsi untuk mengarahkan web menuju server tertentu sehingga web kita dapat diakses. Beberapa contoh domain yaitu .com, .tech, .id, .xyz, dan lain-lain.

Selain sebagai identitas pada web, domain juga dapat membuat suatu web mudah dicari atau disebut SEO friendly. Contohnya, www.facebook.com. Dengan mengetikkan facebook di search engine Google, maka halaman Facebook akan muncul pada posisi paling atas. 

Istilah domain mungkin bagi sebagian blogger pemula terdengar asing dan sebagian merasa umum. Namun, di komunitas blogger yang saya ikuti, sering kali muncul pertanyaan-pertanyaan seputar domain, seperti rekomendasi jasa domain, pengaruh domain terhadap Ad Sense, dan lain-lain.

Sebenarnya, ada hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum kita memutuskan untuk membeli domain. Berikut aku jabarkan sesuai dengan pengalamanku membeli domain.

* * *


1. Pilih Domain sesuai Niche 

Niche

Sumber: jeffbullas.com


Ada banyak pilihan domain yang bisa kamu sesuaikan dengan niche atau topik utama website kamu. Semisal website kamu memiliki niche tentang teknologi, kamu bisa mendaftarkannya dengan domain .tech atau .technology.

Bingung karena niche kamu tidak terfokus pada satu hal? Solusinya, cari cara aman yaitu dengan mendaftar domain general seperti .com. 

Perlu diperhatikan, tidak semua domain bisa didaftarkan dengan mudah. Ada beberapa domain yang biasanya memerlukan pedaftaran khusus seperti .acadey (academy) yang membutuhkan surat-surat tertentu untuk memastikan website yang didaftarkan benar-benar untuk keperluan akademis.

2. Gunakan Jasa Penyedia Domain yang Terpercaya


Sumber: home.kpmg

Jasa penyedia domain banyak tersebar di internet. Biasanya penyedia jasa ini tersebar di beberapa negara, seperti Hostinger yang berada di Indonesia, Singapura, India, dan beberapa bagian negara lain atau Go Daddy untuk perencanaan web internasional.

Bagaimana memilih penyedia jasa domain yang tepat? Apalagi untuk para pemula yang tidak tahu-menahu tentang domain.

Pertama, pastikan bahwa penyedia jasa memiliki website resmi bukan berupa perorangan yang kurang jelas asal-usulnya dan tiba-tiba menawarkan domain ke kamu.

Kedua, baca testimoni penyedia jasa domain di internet. Testimoni kelebihan maupun kekurangan dari penyedia jasa domain tersebut.

Ketiga, lakukan tes seberapa lama waktu membalas chat. Hal ini bisa dilakukan dengan mengirim pesan melalui Live Chat yang umumnya disediakan pada masing-masing website penyedia jasa domain. Biasanya tercantum keterangan 'lama membalas' pada jendela Live Chat. Kalau waktu membalas sesuai dengan keterangan, bisa dipastikan penyedia jasa tersebut terpercaya dan pelayanannya memuaskan. 

Aku pernah dilema antara Jasa A dan Jasa B. Aku tahu Jasa A dari kakak tingkat yang pernah beli hosting di sana. Sedangkan Jasa B aku tahu dari iklan di Instagram. Jasa A harganya lebih mahal dari Jasa B. Karena bingung, aku pun coba chat kedua jasa tersebut. 

Jasa A yang paling cepat membalas dengan rentang waktu sekitar 3-5 menit, sesuai dengan keterangan yang ada di Live Chat bahwa pesan dibalas dalam waktu kurang dari 5 menit. Sedangkan Jasa B, aku coba chat dan dibalas dalam waktu 6 menit, tidak sesuai dengan keterangan yang ada di Live Chat bahwa pesan dibalas dalam waktu kurang dari 5 menit.

Meskipun cuma beda 1 menit, menurutku 1 menit berharga. Apalagi aku pemula yang bakal cerewet dan banyak tanya untuk troubleshooting kedepannya. Aku pun memutuskan untuk menggunakan Jasa A.

3. Perhatikan Harga

Harga Domain
Harga domain dari penyedia jasa yang berbeda

Poin ini sebenernya penting dan tidak penting, hehehe. Penting kalau kalian memiliki budget pas-pasan dan tidak penting jika kalian memiliki budget lebih. Kenapa aku bilang begitu? Karena aku sempat nggak teliti ketika membeli domain.

Sebelum membeli domain, baca secara rinci harga domain yang akan dibeli. Baik dari harga pendaftaran dan perpanjangan domain untuk tahun-tahun berikutnya.

Penyedia domain biasanya memiliki promo-promo menarik di website mereka. Promo tersebut bahkan sampai diskon 90% yang akan hangus dalam beberapa hari. Untuk pemula sepertiku, aku tergiur dengan promo gila-gilaan domain dari harga 200 ribu menjadi 16 ribu + pajak total jadi sekitar 20 ribu.

Sudah selesai membayar, beberapa minggu kemudian, aku coba baca-baca dan cari-cari domain di web penyedia dan aku kaget ternyata harga perpanjangan domainku adalah 200 ribu. Hmm... Jadi harus nabung lebih deh.

4. Keamanan dan Privasi (WHOIS)


Sumber: papaki.com


Sebagai seseorang yang hidup di zaman modern seperti saat ini, kita perlu memerhatikan keamanan dan privasi kita termasuk website yang kita daftarkan pada domain.

Poin ini masih berhubungan dengan poin ketiga. Ada biaya yang perlu ditambahkan ketika kita membeli suatu domain, yaitu layanan WHOIS.

Apa itu WHOIS? 

Sederhananya, sesuai dengan namanya, WHOIS adalah teknologi untuk mengetahui informasi tentang suatu website. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai hak cipta, kepemilikan, dan sebagainya.  Jika website sudah terdaftar di WHOIS, maka tidak ada lagi pihak yang bisa menyamakan alamat web dengan milikmu.

Ketika membeli domain, penyedia jasa memerlukan informasi detail pembeli seperti alamat, nomor telefon, dan email. Informasi-informasi ini perlu kita lindungi untuk terhindar dari penyalahgunaan pihak tak bertanggung jawab karena begitu mendaftarkan website pada suatu domain, informasi-informasi ini dapat diketahui melalui WHOIS checker.

Bagaimana menyembunyikan informasi privasi kita di WHOIS?

Kalian bisa membeli layanan WHOIS Privacy yang ditawarkan pada penyedia jasa. Harganya beragam sesuai dengan penyedia jasa. Jika kamu tertarik, siapkan uang sekitar 70 ribu untuk membeli layanan ini.

* * *

Nah, bagaimana setelah membaca keempat poin di atas? Sudah memiliki gambaran untuk pengembangan website kamu kedepannya? Jika ya, maka selamat mencoba!